Halaman

Rabu, 22 Juli 2015

Penjelasan Ilmiah Hadis Nabi tentang Lalat dalam Air Minum

Penjelasan Ilmiah Hadis Nabi tentang Lalat dalam Air Minum Ilustrasi (Youtube)
Sebuah hadis diriwayatkan Nabi menyuruh para sahabat untuk menenggelamkan lalat apabila jatuh ke dalam air minum, dan kemudian membuang lalat tersebut.
Dream - Pernahkah Anda mendengar hadis Nabi tentang lalat? Sebuah hadis diriwayatkan Nabi menyuruh para sahabat untuk menenggelamkan lalat apabila jatuh ke dalam air minum, dan kemudian membuang lalat tersebut.
Jika ada seekor lalat yang terjatuh pada minuman kalian maka tenggelamkan, kemudian angkatlah (lalat itu dari minuman tersebut), karena pada satu sayapnya ada penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat.” (HR. Al Bukhari)
Hadis itu banyak dibahas. Beberapa bahkan bertanya, mengapa Nabi Muhammad meminta lalat itu malah dicelupkan ke dalam air minum. Bukankah lalat kerap hinggap di tempat-tempat jorok, sehingga bisa menularkan penyakit?
Tunggu dulu.... Hadis itu sudah dibuktikan secara ilmiah. Beberapa tahun lalu, sebuah tim ilmuwan Australia melakukan penelitian. Dan ternyata, mereka menemukan pada permukaan lalat terdapat antinbiotik. Sama dengan hadis Nabi itu.
Dalam sebuah artikel yang dimuat laman ABC Australia, Selasa 1 Oktober 2002, para ilmuwan dari Departemen Ilmu Biologi Universitas Macquarie, melakukan penelitian tentang lalat. Mereka berpegang pada teori bahwa lalat pasti memiliki antimikroba yang luar biasa untuk bisa bertahan hidup di daging busuk, kotoran, dan lingkungan kotor lainnya.
Dalam penelitian itu, para ilmuwan ini mengidentifikasi antibakteri pada tahap-tahap perkembangan lalat. “Penelitian kami merupakan bagian kecil dari usaha penelitian global untuk mendapatkan antibiotik baru,” kata salah satu peneliti, Joanne Clarke.
“Tapi kami melihat di mana kami yakin terhadap apa yang belum pernah dilihat siapapun sebelumnya,” tambah Clarke saat menjabarkan temuan penelitian dalam Australian Society for Microbiology Conference di Melbourne.
Dalam penelitian yang merpakan bagian dari tesis program PhD ini, para ilmuwan menguji empat spesies lalat berbeda, yaitu lalat rumah, lalat domba, lalat buah cuka, dan lalat buah Queensland yang bertelur di buah segar. Larva ini tidak membutuhkan banyak senyawa antibakteri karena mereka tidak bersentuhan dengan banyak bakteri.
Lalat melalui tahap kehidupan larva dan pupa sebelum dewasa. Pada tahap pupa, lalat terbungkus pelindung dan tidak makan. “Kami memperkirakan mereka tidak akan menghasilkan banyak antibiotik,” ujar Ms Clarke.
Larva-larva yang diteliti itu juga semua menunjukkan sifat antibakteri, kecuali lalat buah Queensland. Saat dewasa, semua lalat yang diteliti itu memiliki antibakteri, termasuk lalat buah Queensland. Mereka membutuhkan antibakteri, karena lalat-lalat dewasa itu terbang dan hinggap pada tempat-tempat kotor.
Menurut para peneliti itu, antibakteri itu terdapat di permukaan tubuh keempat jenis lalat yang diteliti, selain itu juga terdapat di bagian dalam tubuh atau usus. “Anda menemukan aktivitas di kedua tempat,” ujar Ms Clarke.
“Alasan kami berkonsentrasi pada permukaan karena merupakan ekstraksi yang sederhana.” Bahan antibiotik pada lalat itu kemudian diekstraksi dalam etanol, kemudian menyaring campuran ini untuk mendapatkan ekstrak kasar.
Ketika ekstrasi itu ditempatkan dalam larutan dengan berbagai bakteri, termasuk E.coli, Golden Staph, Candida (jamur), dan patogen rumah sakit umum, reaksi antibiotik terus diamati.
Karena senyawa itu tidak berasal dari bakteri, setiap gen resisten pada mereka, mungkin tidak mudah berubah menjadi patogen. Diharapkan bentuk baru antibiotik akan memiliki efek terapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar