Halaman

Minggu, 14 Juni 2015

Menyambut Ramadhan



REPUBLIKA.CO.ID, Oleh:  A Ilyas Ismail

Rasulullah SAW dan para sahabat menyambut bulan Ramadhan dengan penuh sukacita. Dalam pidato menyambut datangnya bulan Ramadhan,
Rasulullah SAW bersabda, “Telah datang kepada kalian bulan agung (syahrun 'azhim), bulan kebajikan (syahrun mubarak), dan bulan yang di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan.” (HR Ibn Khuzaimah dari Salman).

Ramadhan tak pelak lagi merupakan anugerah dan rahmat dari Allah SWT (fadhlun min Allah wa rahmatuh). Sebagai anugerah dan rahmat, kita mensyukurinya. Bersyukur menyambut datangnya bulan Ramadhan dilakukan dengan empat hal.

Pertama, senang dan gembira karena datangnya rahmat Allah. Bagi orang Muslim, kegembiraan itu tak melulu karena adanya nikmat fisik atau kesenangan duniawi, tetapi lebih dari itu, justru karena adanya kenikmatan rohani (spiritual).

Firman Allah, Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS Yunus [10]: 58).

Kedua, mempertinggi ibadah dan amal shaleh. Seperti diterangkan dalam hadis di atas, kita diperintahkan puasa pada siang hari sebagai kewajiban dan shalat malam, yaitu shalat Tarawih, pada malam hari, sebagai anjuran (sunah).

Selain itu, kita disuruh banyak membaca Alquran, berzikir, dan istighfar, memohon petunjuk dan ampunan dari Allah SWT. Ketiga, berbagi dengan sedia membantu fakir miskin dan orang tak mampu.

Rasulullah SAW adalah manusia paling dermawan (ajwad al-nas), terlebih lagi pada bulan Ramadhan. Pada bulan ini, beliau berlari kencang dalam kebajikan, lebih kencang dari angin barat. (HR. Bukhari dari Ibn Abbas).

Memberi makan dan minum (buka) kepada orang yang puasa merupakan salah satu bentuk dari berbagi. Nabi SAW menyebut pahala memberi buka kepada orang puasa, sama dengan pahala puasa itu sendiri, tak berkurang sedikit pun. (HR. Ahmad dari Khalid al-Juhani).

Bahkan, orang yang menyediakan segelas air putih (apalagi segelas susu) bagi orang puasa, Allah SWT memberinya minum dari telaga surga yang siapa meminumnya, ia tak pernah haus selama-lamanya. (HR. Baihaqi dari Salman).

Keempat, berdoa, memohon petunjuk dan ampunan dari Allah SWT. Di bulan suci ini, kita diperintahkan banyak berdoa, karena Allah berkenan mendengar dan menerimanya.

Perhatikan ayat ini: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah [2]: 186).

Inilah hal yang perlu dilakukan sebagai syukur kepada Allah di bulan baik ini. Syukur, seperti dijanjikan, membawa dan mendatangkan kebaikan (nikmat) lebih besar bila kita melakukannya dengan benar. (QS Ibrahim [14]: 7)

Syukur yang benar meminta kita tak hanya pandai menerima nikmat Allah, tetapi mampu memperbaharui dan mengembangkannya. Ramadhan adalah sarana yang tepat untuk mendidik dan melatih kita menjadi hamba-hamba yang penuh syukur kepada-Nya. Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar