REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA
-- Psikolog dari Klinik Tumbuh Kembang Terpadu Pela 9 Wanda Anastasia
Bawono mengatakan orang tua harus bisa menumbuhkan kegembiraan ketika
anak mulai belajar berpuasa supaya puasa menjadi sesuatu yang
menyenangkan.
"Puasa bagi anak memang sesuatu yang berat. Melatih anak berpuasa di bulan Ramadhan memerlukan perhatian ekstra. Namun tujuan utama melatih anak berpuasa adalah agar pada diri anak tumbuh kecintaan terhadap ibadah puasa," kata Wanda Anastasia Bawono di Jakarta, kemarin.
"Puasa bagi anak memang sesuatu yang berat. Melatih anak berpuasa di bulan Ramadhan memerlukan perhatian ekstra. Namun tujuan utama melatih anak berpuasa adalah agar pada diri anak tumbuh kecintaan terhadap ibadah puasa," kata Wanda Anastasia Bawono di Jakarta, kemarin.
Wanda mengatakan dalam mengajarkan anak
berpuasa, kegembiraan menjalankan puasa harus lebih diutamakan daripada
keberhasilan secara kuantitas. Untuk itu membangun kegembiraan dan
menumbuhkan kecintaan anak terhadap ibadah puasa, harus dilakukan sejak
dari waktu makan sahur.
"Bangun pukul 03.00 bagi anak bukanlah
hal yang mudah. Orang tua harus sabar dalam membangunkan tanpa emosi dan
marah. Buatlah suasana rumah yang menyenangkan," sarannya.
Untuk
membuat suasana menyenangkan, orang tua bisa memanfaatkan acara
televisi yang marak dengan nuansa religi di bulan Ramadhan. Selain itu,
mengajak anak makan sahur di halaman rumah juga bisa dilakukan. "Untuk
menu makanan, pilihlah makanan yang disukai tetapi memenuhi kebutuhan,
kesehatan dan kekuatan tubuh anak," ujarnya.
Terkait waktu yang
tepat untuk mengajarkan berpuasa, Wanda mengatakan dapat mengajarkan
anak berpuasa bila sudah siap secara fisik dan mental tanpa ada paksaan
dan dilakukan secara bertahap. "Dari hadist yang pernah saya baca, anak
dapat mulai dilatih berpuasa saat berusia enam hingga tujuh tahun. Dari
segi kesehatan, tidak ada patokan baku kapan seorang anak mulai mampu
berpuasa," katanya.
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Unpad Bandung Prof dr Dedi Soebardja Sp.A mengatakan seorang
anak dapat mulai dilatih berpuasa sejak mengetahui mana yang boleh dan
tidak, serta mulai bisa bersosialisasi. Biasanya, kemampuan itu dicapai
anak saat berusia enam atau tujuh tahun.
Selain itu, latihan
puasa dapat dilakukan ketika anak telah melewati masa balita. "Mengingat
pertumbuhan otak yang optimal berlangsung selama masa balita, latihan
puasa mulai dapat diterapkan ketika anak telah melewati periode
tersebut," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar