Oleh: Nidia Zuraya
Bangunan ini merupakan simbol kemenangan bangsa Maroko atas kekuasaan Portugis.
Maroko adalah negeri yang memiliki peran penting dalam sejarah penyebaran agama Islam di wilayah Afrika Utara.
Yang tak kalah pentingnya, negeri berjuluk 'Tanah Tuhan' itu merupakan pintu gerbang masuknya Islam ke Spanyol, Eropa. Dari Maroko inilah Panglima tentara Muslim, Tariq bin Ziyad, berhasil menaklukan Andalusia (Spanyol) dan mengibarkan bendera Islam di daratan Eropa.
Di wilayah negara benua hitam ini terdapat sebuah kota budaya yang dilindungi UNESCO (salah satu badan PBB yang menangani bidang sosial dan budaya). Kota yang dimaksud adalah Marrakech.
Kota yang menjadi simbol Maroko ini memiliki bangunan-bangunan bersejarah yang merupakan peninggalan masa kejayaan Islam, seperti masjid, madrasah, dan istana. Di antara bangunan peninggalan kejayaan Islam yang menarik kunjungan para wisatawan adalah Istana El-Badi.
Istana El-Badi dibangun pada akhir abad ke-16 Masehi oleh Sultan Ahmad al-Mansur, penguasa keenam dari Dinasti Saadi.
Sultan al-Mansur sengaja membangun istana ini untuk merayakan kemenangan tentaranya atas pasukan Portugis dalam pertempuran yang dikenal sebagai pertempuran Ksar el-Kebir (Tiga Raja).
Dengan kemenangan tersebut, Maroko yang pada masa itu merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki Usmani (Ottoman) berhasil dilindungi dari penjajah Portugis.
Sayangnya, ketika Sultan Moulay Ismail naik takhta pada 1696, hampir semua bangunan peninggalan Dinasti Saadi dihancurkan, termasuk di antaranya Istana El-Badi.
Penguasa Dinasti Alawi ini kemudian mengambil beberapa ornamen penting dari bangunan Istana El-Badi untuk digunakan dalam pembangunan istana Kesultanan Alawi di Kota Meknes, Maroko. Selama beberapa tahun, istana ini menjadi simbol kejayaan Islam di tanah Afrika, khususnya Maroko.
Dan saat ini, para wisatawan hanya bisa menyaksikan beberapa bagian saja dari bangunan Istana El-Badi yang masih utuh.
Bangunan ini merupakan simbol kemenangan bangsa Maroko atas kekuasaan Portugis.
Maroko adalah negeri yang memiliki peran penting dalam sejarah penyebaran agama Islam di wilayah Afrika Utara.
Yang tak kalah pentingnya, negeri berjuluk 'Tanah Tuhan' itu merupakan pintu gerbang masuknya Islam ke Spanyol, Eropa. Dari Maroko inilah Panglima tentara Muslim, Tariq bin Ziyad, berhasil menaklukan Andalusia (Spanyol) dan mengibarkan bendera Islam di daratan Eropa.
Di wilayah negara benua hitam ini terdapat sebuah kota budaya yang dilindungi UNESCO (salah satu badan PBB yang menangani bidang sosial dan budaya). Kota yang dimaksud adalah Marrakech.
Kota yang menjadi simbol Maroko ini memiliki bangunan-bangunan bersejarah yang merupakan peninggalan masa kejayaan Islam, seperti masjid, madrasah, dan istana. Di antara bangunan peninggalan kejayaan Islam yang menarik kunjungan para wisatawan adalah Istana El-Badi.
Istana El-Badi dibangun pada akhir abad ke-16 Masehi oleh Sultan Ahmad al-Mansur, penguasa keenam dari Dinasti Saadi.
Sultan al-Mansur sengaja membangun istana ini untuk merayakan kemenangan tentaranya atas pasukan Portugis dalam pertempuran yang dikenal sebagai pertempuran Ksar el-Kebir (Tiga Raja).
Dengan kemenangan tersebut, Maroko yang pada masa itu merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki Usmani (Ottoman) berhasil dilindungi dari penjajah Portugis.
Sayangnya, ketika Sultan Moulay Ismail naik takhta pada 1696, hampir semua bangunan peninggalan Dinasti Saadi dihancurkan, termasuk di antaranya Istana El-Badi.
Penguasa Dinasti Alawi ini kemudian mengambil beberapa ornamen penting dari bangunan Istana El-Badi untuk digunakan dalam pembangunan istana Kesultanan Alawi di Kota Meknes, Maroko. Selama beberapa tahun, istana ini menjadi simbol kejayaan Islam di tanah Afrika, khususnya Maroko.
Dan saat ini, para wisatawan hanya bisa menyaksikan beberapa bagian saja dari bangunan Istana El-Badi yang masih utuh.
Puncak peradabanSultan Ahmad al-Mansur yang
memerintah tahun 1578-1603 dikenal sebagai sosok penting bagi Eropa dan
Afrika pada akhir abad ke-16.
Tentaranya yang kuat dan wilayah kekuasaannya yang luas dan strategis, menjadikannya sebagai pemain penting pada periode Renaissance akhir.
Di bawah kepemimpinannya, Marrakech yang merupakan ibu kota pemerintahan Dinasti Saadi tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota terindah di dunia dan kaya akan khazanah peradaban Islam, khususnya dalam bidang arsitektur.
Pada masa pemerintahan Sultan al-Mansur, bangunan Istana El-Badi dianggap sebagai mahakarya arsitektur Islam dan puncak peradaban dari Kota Marrakech.
Pembangunan istana megah ini berlangsung dari tahun 1578-1603 M. Rancangan bangunan istana ini banyak dipengaruhi oleh bangunan Istana Alhambra di Granada, Spanyol.
Bangunan asli Istana El-Badi terdiri atas ratusan kamar. Sebagian pihak menyebutkan, jumlahnya mencapai 360 kamar dan sejumlah ruang paviliun yang mengelilingi halaman seluas 135x110 meter.
Bagian halaman ini dilengkapi dengan sebuah taman serta sebuah kolam berukuran 90x20 meter. Ruang-ruang kamar pada bangunan istana ini dihiasi dengan aneka batuan marmer asal Italia dan ornamen emas yang didatangkan langsung dari Sudan.
Di samping taman pada halaman tengah, di dalam kompleks Istana El-Badi juga terdapat empat kebun terbuka yang dikelilingi oleh tembok tinggi yang merupakan pagar pembatas antara kompleks istana dan dunia luar. Kebun-kebun terbuka tersebut banyak ditanami oleh berbagai jenis tanaman, terutama pohon jeruk.
Tentaranya yang kuat dan wilayah kekuasaannya yang luas dan strategis, menjadikannya sebagai pemain penting pada periode Renaissance akhir.
Di bawah kepemimpinannya, Marrakech yang merupakan ibu kota pemerintahan Dinasti Saadi tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota terindah di dunia dan kaya akan khazanah peradaban Islam, khususnya dalam bidang arsitektur.
Pada masa pemerintahan Sultan al-Mansur, bangunan Istana El-Badi dianggap sebagai mahakarya arsitektur Islam dan puncak peradaban dari Kota Marrakech.
Pembangunan istana megah ini berlangsung dari tahun 1578-1603 M. Rancangan bangunan istana ini banyak dipengaruhi oleh bangunan Istana Alhambra di Granada, Spanyol.
Bangunan asli Istana El-Badi terdiri atas ratusan kamar. Sebagian pihak menyebutkan, jumlahnya mencapai 360 kamar dan sejumlah ruang paviliun yang mengelilingi halaman seluas 135x110 meter.
Bagian halaman ini dilengkapi dengan sebuah taman serta sebuah kolam berukuran 90x20 meter. Ruang-ruang kamar pada bangunan istana ini dihiasi dengan aneka batuan marmer asal Italia dan ornamen emas yang didatangkan langsung dari Sudan.
Di samping taman pada halaman tengah, di dalam kompleks Istana El-Badi juga terdapat empat kebun terbuka yang dikelilingi oleh tembok tinggi yang merupakan pagar pembatas antara kompleks istana dan dunia luar. Kebun-kebun terbuka tersebut banyak ditanami oleh berbagai jenis tanaman, terutama pohon jeruk.
Selain bangunan utama, di dalam kompleks ini juga terdapat sebuah
ruangan bawah tanah yang digunakan untuk menempatkan para tahanan
kerajaan.
Ruang bawah tanah ini terdiri atas empat buah kamar sel. Sebuah terowongan kecil dibuat untuk menghubungkan bagian bangunan utama dengan ruang penjara bawah tanah ini.
Kini keindahan dan kemegahan bangunan Istana El-Badi hanya bisa disaksikan melalui bekas-bekas reruntuhannya, dinding besar berwarna merah, sebuah lapangan terbuka yang dulunya merupakan taman bagian tengah dan cekungan besar yang menyerupai sebuah kolam.
Sementara sisa-sisa keindahan arsitektur Islam yang terdapat pada bagian dinding bangunan istana yang masih berdiri tegak, sudah tidak terlihat jelas. Pasalnya, kini dinding-dinding tersebut banyak dihiasi oleh sarang burung bangau yang kerap menjadikan bekas bangunan Istana El-Badi sebagai tempat persinggahan.
Satu-satunya bagian dari bangunan Istana El-Badi yang masih terlihat utuh adalah menara istana. Para wisatawan bisa naik hingga ke bagian atas menara untuk menyaksikan keindahan Kota Marrakech.
Penjara bawah tanahIstana El-Badi, selain dikenal sebagai tempat kedudukan para sultan dari Dinasti Saadi, luas halaman yang demikian lebar, memungkinkan penguasa kerajaan ini untuk mendirikan sejumlah bangunan.
Di bagian bawah istana El-Badi, terdapat sejumlah penjara yang diperuntukkan bagi orang-orang yang melakukan kejahatan di masyarakat, seperti pencuri, perampok, pezina, penjahat perang, dan tawanan.
Sedikitnya, terdapat empat buah kamar sel di bagian bawah tanah. Masing-masing diperuntukkan bagi beberapa orang tahanan. Sebuah terowongan kecil dibuat untuk menghubungkan bagian bangunan utama dengan ruang penjara bawah tanah ini.
Ruang bawah tanah ini terdiri atas empat buah kamar sel. Sebuah terowongan kecil dibuat untuk menghubungkan bagian bangunan utama dengan ruang penjara bawah tanah ini.
Kini keindahan dan kemegahan bangunan Istana El-Badi hanya bisa disaksikan melalui bekas-bekas reruntuhannya, dinding besar berwarna merah, sebuah lapangan terbuka yang dulunya merupakan taman bagian tengah dan cekungan besar yang menyerupai sebuah kolam.
Sementara sisa-sisa keindahan arsitektur Islam yang terdapat pada bagian dinding bangunan istana yang masih berdiri tegak, sudah tidak terlihat jelas. Pasalnya, kini dinding-dinding tersebut banyak dihiasi oleh sarang burung bangau yang kerap menjadikan bekas bangunan Istana El-Badi sebagai tempat persinggahan.
Satu-satunya bagian dari bangunan Istana El-Badi yang masih terlihat utuh adalah menara istana. Para wisatawan bisa naik hingga ke bagian atas menara untuk menyaksikan keindahan Kota Marrakech.
Penjara bawah tanahIstana El-Badi, selain dikenal sebagai tempat kedudukan para sultan dari Dinasti Saadi, luas halaman yang demikian lebar, memungkinkan penguasa kerajaan ini untuk mendirikan sejumlah bangunan.
Di bagian bawah istana El-Badi, terdapat sejumlah penjara yang diperuntukkan bagi orang-orang yang melakukan kejahatan di masyarakat, seperti pencuri, perampok, pezina, penjahat perang, dan tawanan.
Sedikitnya, terdapat empat buah kamar sel di bagian bawah tanah. Masing-masing diperuntukkan bagi beberapa orang tahanan. Sebuah terowongan kecil dibuat untuk menghubungkan bagian bangunan utama dengan ruang penjara bawah tanah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar