Halaman

Minggu, 15 Juli 2012

Ramadhan Mengantarkan Kepada Kemenangan




Bulan Ramadhan, bulan yang mulia, bulan yang selalu dinanti ummat islam, bulan ampunan tempat pahala berganda, bulan ampunan yang didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan.

Bulan Ramadhan adalah bulan multi sarana, bulan Ramadhan adalah sarana untuk menggapai kemenangan, bulan Ramadhan adalah sarana untuk meningkatkan kualitas perjuangan, dan bulan Ramadhan adalah sarana untuk mencapai kemerdekaan.

Masih banyak kiranya peran bulan Ramadhan sebagai bulan multi sarana, sarana untuk mempererat tali ukhuwah, sarana tarbiyah dan sebagai sarana yang lain-lainnya. Yang harus kita perhatikan adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan bulan suci Ramadhan ini, jangan sampai bulan Ramadhan berlalu, tapi kita tidak mendapat sesuatu apapun. Merugilah kita tentunya.
Bagaimana bulan suci Ramadhan mengantarkan umat islam pada kemenangan dan kejayaan, apa rahasia yang ada sehingga sejarah mencatat karya-karya gemilang terjadi di bulan suci Ramadhan?

Perang Badar adalah salah satu sejarah kemenangan di bulan suci Ramadhan. Tepat tanggal 17 Ramadhan meletuslah perang Badar yang dahsyat itu. Pasukan kafir Quraisy menghujani pasukan Muslimin dengan anak panah. Pasukan Muslim balas menyerang dengan gigih seraya meneriakkan kata, “Ahad… Ahad… Ahad…!” padahal Jumlah pasukan Muslimin hanya berkisar 300 orang dengan membawa 70 ekor unta. Sementara kekuatan Quraisy Makkah berkisar 1.000 orang, tiga kali lebih banyak dari kaum Muslimin. Perang yang amat dahsyat ini akhirnya dimenangkan oleh kaum Muslim, pembela agama Allah. Perang yang terjadi di bulan Ramadhan ini menjadi peristiwa sangat penting dalam sejarah Islam.

Pada tanggal 21 Ramadhan tahun 8 Hijriah. Terjadi Peristiwa Pembebasan Makkah yang menjadi bukti sejarah kemerdekaan di bulan Ramadhan yang pada saat itu pasukan kaum Muslim dipimpin langsung oleh Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-. Berhala- berhala yang sekian lama menodai kesucian Kab’ah dibersihkan. Musuh yang tertawan tidak dijadikan budak sebagaimana kebiasaan kaum musyrik ketika memenangkan pertempuran, melainkan dibebaskan dan dimaafkan. Pada saat itu Bilal naik ke atas Ka’bah dan mengumandangkan adzan. Kalimat- kalimat agung yang dulu harus dibisikkan secara sembunyi-sembunyi itu kini membelah angkasa. Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar…!

Bukan hanya di zaman Nabi dan shahabatnya, Peristiwa kemenangan jihad besar sepeninggal Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- juga banyak terjadi di bulan suci Ramadhan. Misalnya, pada Ramadhan 92 H, ketika Panglima Thariq bin Ziyad bersama 7.000 pasukan menyeberangi selat Gibraltar untuk membebaskan kota Andalusia di Spanyol. Di bukit Jabal Thariq, sang panglima berseru! “Kita datang ke sini tidak untuk kembali. Kita hanya punya dua pilihan, menaklukan negeri dan menetap di sini serta mengembangkan Islam, atau kita semua binasa.” Dalam rangka melawan pasukan Spanyol yang berkekuatan 100.000. Di bulan suci Ramadhan itu kaum Muslimin atas pertolongan Allah -ta'ala-, lagi-lagi memperoleh kemenangan.

Pada Ramadhan tahun 584 hijriah juga terjadi perang Salib di Eropa. Pasukan Islam yang dipimpin oleh Shalahudin Al-Ayubi berhasil memporak-porandakan pasukan Salib Eropa yang dipimpin Raja Richard III dari Inggris yang terkenal bengis. Tapi, berkat kegagahan Shalahudin Al-Ayubi, sang Raja yang berjuluk The Lion Heart itu akhirnya takluk. Dan kaum Muslim berjaya di Eropa.

Sebagai warga indonesia, kita harus tahu bahwa Ramadhan juga menjadi kemenangan besar bagi bangsa kita tercinta. Di bulan suci ini, tepatnya tanggal 17 Ramadhan 63 tahun lalu, bersamaan dengan 17 Agustus 1945, bangsa kita memproklamirkan kemerdekaan. Sangat tepat jika dalam pembukaan UUD 1945 para pendiri bangsa ini menyatakan bahwa kemerdekaan adalah, “Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa…”

Sejarah telah mencatat, pada bulan suci Ramadhan banyak kesuksesan dan kemenangan besar diraih umat Islam.

Ini membuktikan bahwa bulan Ramadhan bukan bulan bermalas-malasan dan kelesuan. Rahasia kesuksesan tersebut dikarenakan niat yang ikhlash, komitmen yang kuat dan kesungguhan yang didasari dengan keyakinan sehingga banyak ditorehkan kesuksesan. Begitu pula dalam hadits diungkap kesibukan Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- dan masyarakatnya dalam mengisi Ramadhan. bagaimana beliau mengikat kain sarungnya di sepuluh malam yang terakhir sebagai pertanda kesungguhan dalam ibadah dan mengurangi tidur. Maka semestinya contoh-contoh seperti inilah yang kita tiru dalam hari-hari Ramadhan kita yang sedang kita jalani. Semoga Allah -ta'ala- memudahkan kita menjalani Ibadah di bulan Ramadhan dengan baik dan diliputi keberkhan. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar