Halaman

Jumat, 09 Desember 2011

Hidupkanlah Kembali Cinta Di Rumah… (solusi keluarga Islami)

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً

“Dan diantara tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa cinta dan sayang.” (ar-Rum: 21)

kedamaian dan ketenangan dalam rumah tangga adalah dambaan setiap insan, namun hampir semua bahtera rumah tangga pasti pernah dihantam badai. Badai silih berganti datang menghampiri bahkan sampai menyesakan dada. Berbagai macam sebab badai itu datang, masih baik jika mampu diredam namun tak jarang kapal mereka karam karena dihantam badai hingga berujung pada perceraian.



Pokok permasalahan yang paling mendasar adalah rasa cinta yang sudah mulai layu di antara suami-istri, hal ini disebabkan biasanya karena kesalah fahaman. Salah faham bisa timbul karena komunikasi yang tidak baik ataupun tidak lancar, padahal di zaman serba canggih sekarang ini hal itu tak perlu terjadi karena banyak media komunikasi. Tapi komunikasi yang buruk masih saja terjadi karena masing-masing pasangan enggan untuk mengkomunikasikan setiap permasalahan yang datang, menganggap sepele masalah itu, dan enggan curhat pada istri/suami kita, secara tidak langsung kita telah menganggap remeh istri/suami kita. Seandainya kita saling berkomunikasi maka akan timbul pengertian yang baik, dan itu yang dapat merekatkan hubungan dua insan. Maka dari itu marilah kita buka komunikasi yang baik dengan pasangan kita agar timbul saling mengerti, dan saling memahami.

Kemudian hendaklah para istri tetap tampil rapi, bersih, dan wangi di depan suami, inilah yang mulai dilupakan para istri umumnya setelah menikah. Ummuhat lebih suka tampil rapi, bersih dan wangi ketika mau berpergian padahal yang wajib dan lebih utama adalah tampil menarik di depan suami justru memakai wewangian bagi para wanita jika keluar rumah adalah haram.
Wahai para istri renungkanlah do’a para suami kalian ini:
“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri dan keturunan kami sebgai penyejuk (pandangan) mata (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (al-Furqan: 74).

Istri yang baik adalah yang dapat menyenangkan suaminya bila dipandang. Nabi bersabda: “sebaik-baiknya perempuan adalah yang menyenangkan suaminya ketika dia memandangnya, mentaati apa yang diperintahkannya dan menjaga (kepercayaan) suaminya pada diri dan hartanya” (HR. Ahmad 2/432)

dan apabila para istri telah tampil menawan hati maka ini saatnya anda para suami tampik menawan hati bagi sang istri, mari teladanilah Ibnu Abbas yang berkata: “aku senang berdandan untuk istriku sebagaimana aku senang berdandan untuk istriku”.

Terkadang badai rumah tangga muncul akibat dari prasangka buruk terhadap pasangan kita, dengan menduga-duga dia selingkuh, dia tak cinta lagi, dia akan mudah marah, dll. Hal ini kesalahan besar terlebih tanpa bukti nyata, jika kecurigaan itu muncul maka bicarakanlah dengan baik, jangan mudah marah, jangan membentak, jangan melaknat tapi kedepankanlah akhlaq, bicara yang baik, beri ia nasihat yang baik dan buanglah jauh-jauh prasangka buruk itu. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا
“hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan oranglain” (al-Hujuraat: 12).

Pembaca yang budiman maka jekar sudah bagi kita bahwa dalam berumah tangga pentingnya arti sebuah komunikasi agar menciptakan saling memahami, dan membuang semua penyebab kesalah fahaman diantaranya prasangka buruk terhadap pasangan.

MENYEGARKAN CINTA
cinta yang layu perlu disegarkan kembali diantaranya dengan membawa yang pernah ada yakni kenangan, ingatlah kenangan masa-masa indah pada saat anda baru awal-awal menikah, atau kembali kunjungi tempat yang dulu pernah anda kunjungi saat pengantin baru, serta ajaklah anak-anak anda, dan berceritalah dengan pasangan anda akan kenangan tersebut maka memori masa lalu akan kembali muncul serta akan menyegarkan kembali cinta anda.

Kemudian hidupkanlah kembali nuansa romantisme di rumah bersama pasangan anda. Romantis tidak identik dengan yang elegan atau terkesan mewah, akan tetapi romantis adalah ekspresi cinta dari hati yang paling dalam kepada pasangan. Ingatlah wahai pembaca yang budiman Rasulullah adalah suami yang romantis, romansa cinta beliau kepada istrinya terlihat jelas dengan beliau memanggil Aisyah dengan panggilan manja yakni “khumairah”, beliau mengajak Aisyah bermain-main diantaranya dengan balap lari. Inilah suri tauladan bagi kita agar bersikap baik dan penuh cinta kepada istri, panggilah pasangan anda dengan nama yang manja yang disukainya, sisipkanlah kata ‘sayang’. Wahai para istri tatakala suami anda sepulang bekerja sambutlah dengan wajah ceria, dan tampil menarik juga wangi dan bagi para suami ketika hendak pulang maka rapikanlah pakaianmu, dan tampilah menarik untuk istrimu, jangan tunjukan wajah lusuh karena lelah sepulang bekerja.
Kemudian hendaklah masing-masing pasangan mawas diri akan penampilan, rajinlah merawat diri, menjaga kesehatan dan kebersihan agar tetap segar dan bugar. Sisipkanlah bumbu romantis pada setiap denyut cinta, jadikanlah pasanganmu sebagai orang yang paling spesial.
Inilah solusi dari suri tauladan Nabi untuk kita aplikasikan di rumah agar cinta kembali segar.

BILAKAH BADAI ITU TERLANJUR MENERJANG ?
Bila badai terlanjur menerjang bahteramu, maka yakinlah badai itu pasti berlalu. Allah berfirman:
“sesungguhnya setelah kesulitan itu pasti ada kemudahan” (Alam Nasyrah: 7)

wahai para suami janganlah kamu tergesa-gesa untuk memutuskan atau mengatakan cerai, niscaya semua akan berakhir dengan penyesalan. Nabi bersabda:
“ketenangan datangnya dari Allah sedangkan ketergesa-gesaan datangnya dari setan” (HR. Abu Ya’la IV/206 Baihaqi: X/104)

tidaklah anda para suami akan mengatakan cerai melainkan disebabkan amarah dalam dada, saat anda memutuskan perkara dalam marah niscaya kerusakanlah yang anda dapat. Imam Ja’far bin Muhammad berkata: “”kemarahan adalah pembuka segala keburukan”

maka renungkanlah hadits Nabi berikut: “seorang hakim tidak boleh memutuskan perkara dalam keadaan marah” (HR. Bukhary)
duduklah atau diamlah ketika anda marah, redakan dahulu amarah anda sehingga anda bisa memutuskan dengan akal sehat. Nabi bersabda: “jika salah seorang diantara kalian marah maka hendaklah ia diam” (HR. Ahmad 1/239)

wahai para suami, pikirkanlah kembali keputusanmu sebelum menceraikan istrimu, jangan tergesa-gesa, Dzun Nun Tsauban bin Ibrahim (murid Imam Malik) berkata: “buah dari ketergesa-gesaan adalah penyesalan” (diriwayatkan Baihaqi dalam Syu’abul Iman X/495)

jangan bermain-main dengan kata cerai, karena jika kata cerai sudah diucapkan maka jatuhlah talaq walau tak bermaksud. Nabi bersabda: “ada 3 perkara yang sungguh-sungguh dan main-mainnya adalah tetap sungguh-sungguh, yaitu nikah, talak dan rujuk” (HR. Abu Dawud: 218)

betapa banyak para suami yang mudah mengatakan cerai kepada istrinya akhirnya penyesalanlah yang ada.

Yakinlah pada hati pasanganmu masih ada cinta, jangan karena prasangka hingga kita merasa dia benci. Sudahkah kamu membelah hatinya ?
Berprasangka baiklah bahwa di hati pasanganmu masih ada cinta. Dalam hadits qudsi Allah berfirman:
“Aku sebagaimana dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku” (riwayat Bukhary)

ketahuilah para suami sesungguhnya para istri cenderung diam ketika ia sedang mendapat masalah, maka bukalah hati kita umtuk lebih memahaminya.

Jika benar istrimu pernah berbuat salah maka ketahuilah, “semua anak Adam pernah berbuat salah. Dan sebaik-baiknya yang berbuat salah adalah mereka yang bertaubat” (HR. Ahmad)

maka baiknya engkau memaafkannya jika dia telah bertaubat.
“jadilah engkau pemaaf dan surulah manusia mengerjakan yang makruf” (al-A’raf: 199)

ingatlah perceraian orang tua adalah musibah bagi anak. Itu akan menjadi beban mental mereka, akan merusak kehidupan mereka, sebagai seorang anak mereka tentu ingin ada kedua orang tuanya yang menyayanginya, mendidik, membimbing dan menjaganya. Maka ingatlah anak-anakmu… !

Inilah solusi dalam rumah tangga islami agar kembali menghidupkan cinta dalam rumah tangga. Karena cinta adalah kuncinya. Mari jaga cinta yang sudah ada.
WAllahu A’lam

NB: saya juga belum berumah tangga dan belum pantas untuk bicara soal ini. Namun dengan izin Allah saya hanya bermaksud memberi apa yang sedikit saya ketahui. Kurang dan lebihnya saya mohon maaf, dan tulisan ini tidak luput dari salah. Dan tulisan ini aku persembahkan khusus calon istriku.

Oleh:
Omar Ibrahim al-Imanulmuslim

*Sumber: dari berbagai sumber manhaj Salaf bab keluarga/solusi rumah tangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar