Halaman

Kamis, 24 Februari 2022

Ini Dialog Nabi Isa dengan Para Sahabatnya Sebelum Diangkat Allah SWT ke Langit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Orang-orang Yahudi menganggap sosok yang mati disalib adalah Nabi Isa putra Maryam. Tetapi sejatinya Nabi Isa alaihis salam diangkat Allah SWT ke langit. Sedangkan orang yang mati disalib itu adalah muridnya Nabi Isa yang wajahnya diserupakan Allah SWT dengan Nabi Isa. Ia adalah Yudas Iskariot seorang dari 12 orang murid Nabi Isa yang berkhianat.

Ada dialog antara Nabi Isa dengan murid-muridnya termasuk Yudas Iskariot yang akhirnya salib oleh orang Yahudi. Dialog ini diriwayatkan Ibnu Abi Harim dari Ibnu Abbas RA.

Ketika Allah SWT ingin mengangkat Nabi Isa  alaihi salam ke langit, Nabi Isa  keluar menemui sahabat-sahabatnya. Dan di dalam sebuah rumah ada 12 sahabat Hawariyyin (sahabat-sahabat terdekat Nabi Isa ). Maka Nabi Isa  keluar menemui mereka, dan kepala Nabi Isa meneteskan air.

Nabi Isa  berkata, "Sesungguhnya di antara kalian semua ada orang yang kufur padaku (berkhianat) sebanyak 12 kali setelah dia beriman kepadaku."

Nabi Isa  berkata, "Ada di antara kalian yang akan diserupakan denganku. Maka dia akan dibunuh karena kedudukanku dan bersama di dalam  derajatku. (Maksudnya karena diserupakan wajahnya sehingga manusia menganggapnya sebagai Nabi Isa )."

Maka berdiri yang muda di antara para sahabat Nabi Isa  itu. Maka Nabi Isa  berkata, "Duduklah!"  

Kemudian Nabi Isa  kembali pada mereka (para sahabatnya). Orang yang muda tadi berdiri lagi (lalu berkata), "Saya."  

Nabi Isa  berkata, "Kamu ingin itu (diserupakan Nabi Isa )." Maka orang muda itu diserupakan dengan Nabi Isa. Nabi Isa  diangkat Allah SW melalui lubang dalam rumah itu ke langit.

Dan datanglah orang-orang Yahudi mencari, maka mereka menemukan orang muda yang diserupakan dengan Nabi Isa. Maka orang-orang Yahudi itu membunuhnya dan menyalibnya. Maka kufur sebagian dari mereka (Hawariyyin) sebanyak 12 kali setelah beriman. 

Mereka terbagi tiga kelompok. Maka berkata kelompok pertama, "Allah di tengah-tengah kita kemudian Dia naik ke langit." Mereka inilah orang-orang Ya'qubiyah (pengikut Ya'kub Al Barodi'i atau pengikut Jacob)

Dan berkata kelompok kedua, "Ada di tengah-tengah kami anak Allah kemudian di naik ke langit." Maka mereka itu Al Nasthuriyah (pengikut Nustorius atau Nestorius).

Berkata kelompok ketiga, "Di tengah kita ada hamba Allah dan rasul-Nya, atas kehendak Allah kemudian diangkat dia oleh Allah SWT ke langit-Nya." Mereka adalah orang-orang Muslim.

Maka  kedua kelompok kafir itu akan mengalahkan kelompok Muslim. Maka Islam disirnakan hingga Allah SWT mengutus Muhammad SAW.

(Maksudnya golongan kafir pada saat itu mengungguli orang-orang yang bertauhid pada Allah SWT dan meyakini Nabi Isa  adalah seorang rasul yang diangkat ke langit, bukan Tuhan atau anak Tuhan. Maka cahaya kebenaran itu padam untuk sesaat hingga Allah SWT mengutus Nabi akhir zaman yakni Nabi Muhammad SAW).

Selasa, 15 Februari 2022

Ayah dan Anak



*Ayah  Tolong buatkan kopi dua gelas untuk kita berdua nak, tapi gulanya jangan engkau tuang dulu, bawa saja ke mari beserta wadahnya.
*Anak  Baik, ayah
Tidak berapa lama, anaknya sudah membawa dua gelas kopi yang masih hangat dan gula di dalam wadahnya beserta sendok kecil.
*Ayah  Cobalah kamu rasakan kopimu nak , bagaimana rasa kopimu?
*Anak  rasanya sangat pahit sekali ayah
*Ayah  Tuangkanlah sesendok gula, aduklah, bagaimana rasanya?
*Anak  Rasa pahitnya sudah mulai berkurang, ayah
*Ayah  Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Anak  Rasa pahitnya sudah berkurang banyak, ayah
*Ayah  Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Anak  Rasa manis mulai terasa tapi rasa pahit juga masih sedikit terasa, ayah
*Ayah  Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Anak  Rasa pahit kopi sudah tidak terasa, yang ada rasa manis, ayah
*Ayah  Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Anak  sangat manis sekali, ayah.
*Ayah  Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Anak  Terlalu manis. Malah tidak enak, ayah
*Ayah  Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Anak  rasa kopinya jadi tidak enak, lebih enak saat ada rasa pahit kopi dan manis gulanya sama-sama terasa, ayah.
*Ayah  Ketahuilah nak.. pelajaran yg dapat kita ambil dari contoh ini adalah.. jika rasa pahit kopi ibarat kemiskinan hidup kita, dan rasa manis gula ibarat kekayaan harta, lalu menurutmu kenikmatan hidup itu sebaiknya seperti apa nak?
Sejenak sang anak termenung, lalu menjawab.
*Anak  Ya ayah, sekarang saya mulai mengerti, bahwa kenikmatan hidup dapat kita rasakan, jika kita dapat merasakan hidup secukupnya, tidak melampaui batas. Terimakasih atas pelajaran ini, ayah
*Ayah  Ayo anakku, kopi yg sudah kamu beri gula tadi, campurkan dengan kopi yang belum kamu beri gula, aduklah, lalu tuangkan dalam kedua gelas ini, lalu kita nikmati segelas kopi ini.
Sang anak lalu mengerjakan perintah ayahnya
*Ayah  Bagaimana rasanya?
*Anak  rasanya nikmat, ayah.
*Ayah  Begitu pula jika engkau memiliki kelebihan harta, akan terasa nikmat bila engkau mau membaginya dengan org2 yang kekurangan.
*Anak  Terima kasih atas ilustrasinya, ayah
*Selamat ngopi dgn penuh kenikmatan Pagi ini...*
LUAR BIASA!!!! 👍👍👍