Assalamualikum...wr.wb.........tetap semangat yah untuk berjuang menegakkan agama islam terutama di dusun sudimara
Halaman
▼
Sabtu, 26 Februari 2011
Kamis, 10 Februari 2011
Ketika Tirai Tertutup
Ketika mendengar sebuah berita "miring" tentang saudara kita, apa reaksi kita pertama kali ? Kebanyakan dari kita dengan sadarnya akan menelan berita itu, bahkan ada juga yang dengan semangat meneruskannya kemana-mana.
Kita ceritakan aib saudara kita, sambil berbisik, "sst! ini rahasia lho!". Yang dibisiki akan meneruskan berita tersebut ke yang lainnya, juga sambil berpesan, "ini rahasia lho!"
Kahlil Gibran dengan baik melukiskan hal ini dalam kalimatnya, "jika kau sampaikan rahasiamu pada angin, jangan salahkan angin bila ia kabarkan pada pepohonan."
Selasa, 08 Februari 2011
9 WATAK YAHUDI YANG MESTI KITA TAHU
Ditulis oleh Muhammad Abduh Tuasikal
http://www.pengusahamuslim.com/belajar-islam/aqidah/603-9-watak-yahudi-yang-mesti-kita-tahu.html
Saat terjadinya konflik antara Yahudi (bukan Israel) dengan saudara kami sesama muslim di Palestina barulah kami berani menghadirkan pembahasan ini ke tengah-tengah pembaca. Lihatlah korban ratusan jiwa berjatuhan diakibatkan ulah mereka dan setiap harinya korban masih terus bertambah. Ingatlah saudaraku, kejadian yang terjadi saat ini menandakan bahwa mereka kaum Yahudi tidaklah pernah ridho dengan kita umat Islam sampai kita mau melepaskan agama kita. Inilah watak jelek mereka yang pertama.
Sabtu, 05 Februari 2011
Nenek Pemungut Daun
Kiriman dari seorang sahabat, diambil dari milis kisah hikmah :
Kisah ini membuat bulu kuduk saya merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Allah swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah saw?
Insya Allah, Bermanfaat dan dapat dipetik Hikmahnya.
"Nenek Pemungut Daun"
Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan.