Kamis, 04 Juli 2013

Haramain: Makkah, Tak Hanya Ibadah, Namun Juga Sejarah

Alhamdulillahirabbil'alamin. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
Suatu pengalaman yang luar biasa, kesempatan yang langka dan akan sangat dirindukan, ketika Allah mengizinkan diri ini pergi ke dua kota suci, Makkah al-Mukarramah dan Madinah al-Munawarah.
Sungguh, ini merupakan sesuatu yang tak ternilai.

Makkah, lembah yang dulunya gersang tak berpenghuni, kini menjadi pusat Islam.
Makkah, teringatlah kita akan keluarga Ibrahim 'alaihissalam, tentang Hajar dan Ismail 'alaihissalam. Kita semua tahu ceritanya, Ibrahim -atas perintah Allah- meninggalkan keduanya di lembah tandus ini, lalu kita saksikan keimanan Hajar saat ia berkata, "Jika ini adalah perintah dari Allah, maka sekali-kali Dia tak akan menyia-nyiakan kami."
Lalu, di sanalah semua peristiwa terjadi, Hajar berlari tujuh keliling dari Shafa ke Marwah, berharap ada air untuk sang anak. Namun air justru terpancar di dekat Ismail, maka Zamzam, air itulah yang kita kenal hingga kini.
Kini, Makkah menjadi tempat yang subur, aman, dan ramai orang pergi ke sana, tentunya ini tak lepas dari doa Nabi Ibrahim,

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.
(TQS. Ibrahim [14] : 35)

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
(TQS. Ibrahim [14] : 37)

Makkah, kota yang di dalamnya terdapat Ka'bah ini menjadi pusat Islam. Ka'bah, yang menjadi kiblat seluruh Muslim saat shalatnya. Di sinilah terdapat ibadah yang hanya bisa dikerjakan di sini, Thawaf dan Sai.
Duhai, betapa menakjubkannya bila kita melihat putaran Thawaf yang hampir tak berhenti ini. Takjub dan bergetar melihat ribuan orang bergerak mengelilingi Ka'bah. Ribuan orang dari berbagai negara, suku, ras, semua berthawaf.
Lalu ramai pula orang ingin shalat di dalam Hijr Ismail, yang sungguh amat sulit untuk bisa masuk dan shalat di sana, pun begitu dengan tak mudahnya untuk shalat di belakang Maqam Ibrahim. Namun, dengan shalat di Masjidil Haram, menghadap langsung pada Ka'bah merupakan suatu anugerah tersendiri yang tak ternilai.

Tapi, berbicara Makkah tak hanya tentang ibadah, tapi juga tentang sejarah dan peristiwa serta kisah yang pernah terjadi di dalamnya. Selain keluarga Ibrahim, berbagai peristiwa terjadi. Kita ingat tentang Abrahah dan pasukan gajahnya yang hendak menghancurkan Ka'bah. Namun Allah menjaganya dan menjadikan mereka layaknya daun-daun yang dimakan ulat. Allahu Akbar!
Makkah, di sini pula lahir Rasul terakhir, manusia yang Allah puji akhlaqnya, Muhammad Shalallahu'alaihi wa salam.
Saat kita memasuki Masjidil Haram, maka kita teringat akan ibadah yang beliau kerjakan di sini, kita ingat pula gangguan dan perbuatan yang tak pantas yang dilakukan Kafir Quraisy pada masa itu. Kita juga ingat akan rumah Al-Arqam bin Abi Arqam, rumahnya yang berada di satu tempat di Shafa ini menjadi tempat pengajaran Islam yang pertama.
Sebelum itu, peristiwa pemugaran dan pembangunan kembali Ka'bah merupakan suatu peristiwa besar, juga saat pemecahan masalah yang pintar dari Rasulullah terkait penyimpanan Hajar Aswad.

Makkah, ia tak hanya tentang ibadah, namun juga sejarah.
Suatu kali Rasulullah naik ke bukit Shafa, dan dari sana ia menyeru beberapa suku Quraisy yang merupakan kerabat dekatnya, "Wahai bani Fihr! Wahai Bani Ady!", maka mereka yang mendengarnya pun bergegas menemui beliau, bahkan mereka yang berhalangan pun mengirimkan utusan untuk mendengar beliau.
Lalu beliau bersabda, "Bagaimana menurutmu jika kuberitahukan kepadamu, bahwa ada sebuah pasukan berkuda yang hendak menyerangmu dari bali bukit ini, apakah kamu akan membenarkanku?" Mereka menjawab, "Ya, kami belum pernah mendapatimu selain berkata benar." Beliau melanjutkan, "Sesunggunya aku seorang yang memberi peringatan kepadamu sebelum datang azab yang keras..."
Abu Lahab memotong dan berkata sambil menunjuk-nunjuk dengan tangannya, "Celakalah kamu sepanjang hari! Untuk hal inikah engkau kumpulkan kami?" Maka, Allah pun menurunkan Surah Al-Lahab, "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa..."

Berbagai peristiwa lainnya terjadi, pengorbanan para Sahabat dalam mempertahankan keimanannya. Bilal yang fasih melafazhkan, "Ahad... Ahad..." saat disiksa oleh Umayyah bin Khalaf sampai-sampai Abu Bakr membeli dan memerdekakannya. Lalu keluarga Yasir yang disiksa dengan pedih, begitu pula Abdullah bin Mas'ud yang dikeroyoki karena membacakan beberapat ayat Alquran di depan Quraisy.
Tapi, tak hanya siksaan pedih, Singa Allah Hamzah bin Abdul Muthallib dan Sang Furqan 'Umar bin Khaththab menjadi sosok-sosok penguat Islam dan menjadi pukulan telak bagi Kafir Quraisy, sehingga dakwah Islam secara terang-terangan pun makin gencar.

Ah, banyak peristiwa yang tak bisa semua diceritakan. Namun peristiwa yang amat penting yaitu Fathu Makkah, saat-saat kemenangan Islam. Tunduknya Makkah oleh Islam tak hanya menyucikan kembali Makkah, namun juga sebagai penegas dan menjadi peringatan bagi suku-suku lain dari belahan Jazirah Arab lainnya akan kekuatan Islam, bahwa Quraisy yang merupakan suku terpandang, paling dihormati pun telah tunduk oleh Islam. Fathu Makkah, saat berbagai tokoh Quraisy yang dulu senantiasa melancarkan serangan pada Muslimin semacam Abu Sufyan bin Harb, Ikrimah bin Abu Jahl dan beberapa tokoh lainnya pun masuk Islam.

Makkah, ia tak hanya tentang ibadah, namun juga sejarah.
Kini, Makkah semakin ramai, sekian banyak orang yang datang ke sana setiap harinya membuat Masjidil Haram senantiasa diperluas. Berbagai fasilitas ibadah pun diperbaiki dan dibenahi, Mataf (tempat berthawaf) pun akan diperluas.
Makkah, kini memang di sekitar Masjidil Haram terdapat bangunan-bangunan yang tinggi menjulang, namun, kekhusyuan, semangat, dan kerinduan kita akan beribadah di sana pun harus tetap terjaga.
Makkah, satu dari dua kota suci ini, semoga Allah senantia berkahi kota ini.

"Ya Allah, berkahilah Makkah dan apa yang ada di dalamnya.
Ya Allah, doa kami selalu, kumpulkanlah kami di Haramain dan JannahMu kelak."


Demikian. Wallahu'alam.




***
Sumber: Firman Maulana, di pertiga malam terkahir, beberapa hari sebelum Ramadhan 1434 Hijriah. Semoga Allah sampaikan kita pada Ramadhan, dan menjadikannya Ramadhan terbaik.http://log.viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar